Oleh : Ustadz Krisma Huda Akida, S.Sy
Khutbah pertama
إِنّالْحَمْدَِللهِنَحْمَدُهُوَنَسْتَعِيْنُهُوَنَسْتَغْفِرُهُوَنَعُوْذُبِاللهِمِنْشُرُوْرِأَنْفُسِنَاوَسَيّئَاتِأَعْمَالِنَامَنْيَهْدِهِاللهُفَلاَمُضِلّلَهُوَمَنْيُضْلِلْفَلاَهَادِيَلَهُ
الحمدللهربالعالمينالقائل :وَوَصَّیۡنَاٱلۡإِنسَـٰنَبِوَٰلِدَیۡهِحَمَلَتۡهُأُمُّهُۥوَهۡنًاعَلَىٰوَهۡنٍوَفِصَـٰلُهُۥفِیعَامَیۡنِأَنِٱشۡكُرۡلِیوَلِوَٰلِدَیۡكَإِلَیَّٱلۡمَصِیرُ
أَشْهَدُأَنْلاَإِلهَإِلاّاللهُوَأَشْهَدُأَنّمُحَمّدًاعَبْدُهُوَرَسُوْلُهُ
وَالصَّلاَةُوَالسَّلاَمُعَلَىأَشْرَافِالأَنْبِيَاءِوَالمرْسَلِيْنَنَبِيِّنَامُحَمَّدٍوَعَلَىآلِهِوَصَحْبِهِأَجْمَعِيْنَ
أمابعدُفياعباداللهأوصيكموإيّاينفسيبتقوىاللهحقّتقاتهفقدفازالمتقون.
Amma ba’du …
Hadirin jamaah shalat jumat yang insyaAllah selalu berada dalam naungan rahmat Allah SWT
Tak henti-hentinya kita panjatkan puja dan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kita karunia iman dan Islam. Yakni, nikmat yang teramat besar yang Allah karuniakan kepada hamba-Nya. Semoga kita selalu mendapatkan hidayah-Nya serta berada dalam keadaan iman dan Islam hingga akhir hayat kita.
Sebuah pujian yang hanya layak dimiliki oleh Allah.
Alhamdulillah; segala puji hanya milik Allah. Tidak pantas bagi manusia untu kmengharapkan pujian, tidak pantas bagimanusia untuk merasa berjasa, karena sejatinya segala pujian hanya milik-Nya semata. Dan khatib mengajak diri khatib pribadi khususnya serta jamaah sekalian untuk terus menguatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.
يَاأَيُّهَاالَّذِينَآمَنُوااتَّقُوااللَّهَحَقَّتُقَاتِهِوَلَاتَمُوتُنَّإِلَّاوَأَنْتُمْمُسْلِمُونَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (Al-Quran, Surat Ali Imran : 102)
Dan tentunya, shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah berjuang, memperjuangkan agama Islam dari zaman jahiliah hingga zaman terang benderang seperti saat ini, yakni addiinul islam.
Hadirin, jamaah shalat jumat yang dirahmati Allah SWT
Dalam khutbah Jumat yang singkat ini, mari kita merenung sejenak sejauh mana kita telah berbakti kepada orang tua kita, khususnya kepada ibu kita.
Dalam Al-Quran, Allah SWT menggambarkan dalam surat Luqman ayat 14
وَوَصَّيْنَاالْاِنْسَانَبِوَالِدَيْهِۚحَمَلَتْهُاُمُّهٗ وَهْنًاعَلٰىوَهْنٍوَّفِصَالُهٗ فِيْعَامَيْنِاَنِاشْكُرْلِيْوَلِوَالِدَيْكَۗاِلَيَّالْمَصِيْرُ
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.”
Kehadiran kita di dunia ini, tidak dapat kita pungkiri, adalah dengan sebuah pengorbanan yang sangat besar dari ibu kita. Tanpa adanya ibu kita, kita ini tidak akan bias terlahir di muka bumi ini. Seorang ibu juga memiliki peran penting di dalam keluarga, mulai dari mengandung hingga membesarkan anak. Bahkan sering terdengar bahwa ada pepatah yangt mengatakan surge berada di bawah telapak kaki ibu. Hal ini memiliki arti bahwa kita semua harus berbakti dan juga menghormati seorang ibu. Seorang ibu memiliki kedudukan tertinggi dalam Islam. Telah dijelaskan dalam satu hadis dari Abu Hurairah ra berkata
عَنْأَبِيهُرَيْرَةَ، قَالَقَالَرَجُلٌيَارَسُولَاللَّهِمَنْأَحَقُّبِحُسْنِالصُّحْبَةِقَالَ “ أُمُّكَثُمَّأُمُّكَثُمَّأُمُّكَثُمَّأَبُوكَثُمَّأَدْنَاكَأَدْنَاكَ ”.
“Seseorang dating kepada Rasulullah SAW dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi SAW menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi SAW menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi SAW menjawab, ‘Kemudian ayahmu.” (HR. Bukhari).”
Apabila kita lihat dari hadist ini, berapa kali nabi menyebutkan nama ibumu, ibumu, danibumu. Karena mengapa. Seorang ibulah yang berjuang mati-matian, bahkan seorang ibu rela mati demi anaknya. Lalu kita sebagai anak, sudahkah kita berbakti kepadanya? apa yang sudah kita berikan kepada ibu kita. Sudahkah kita mendo’akan ibu kita?
Hadirin jama’ah sholat jumat yang dirahmati Allah.
Marilah kita sejenak luangkanlah waktu kita sebagai anak untuk berbakti kepada orang tua kita, terutama kepada ibu kita, selagi beliau masih hidup, karena penyesalan akan dating apabila orang tua kita sudah tiada. Bahkan, jadikanlah itu menjadi prioritas waktumu. Jadikanlah berbakti kepada ibu sebagai kesempatan untuk meraih ridho-Nya dan mendapatkan keutamaan pahalanya.
Hadirin jamaah shalat jumat yang dirahmati Allah SWT.
Di luar sana banyak anak yang berani menelantarkan orang tuanya, bahkan ada bebrapa anak yang berani membunuh orang tuanya sendiri, naudubillah min dzalik.
Kita sebagai anak seringkah menjenguk orang tua kita, jangan mentang-mentang sudah menikah dengan orang kaya, menjadi lupa dengan ibu kita, dengan orang tua kita. Bagaimanapun ridha Allah bi ridho walidain. Sejelek apapun itu tetap ibumu, setua apapun beliau tetap ibumu.Orang tua kita bukan menginginkan harta kita, orang tua kita tidak ingin merepotkan kita. Namun, orang tua kita hanya ingin sedikit perhatiannya dari anak-anaknya.
Hadirin jamaah sholat jumat yang di rahmati Allah SWT.
Kita akan melihat tiga peristiwa dari sekian banyak peristiwa, yang menunjukkan betapa besar perhatian Islam terhadap ibu.
Yang pertama; adalah peristiwa saat Nabi Isa A.S. berbicara saat masih bayi.
Sungguh adalah sebuah peristiwa yang sangat besar saat Allah menciptakan Nabi Isa A.S. tanpa seorang ayah, untuk menunjukkan kebesaran Allah SWT.
Namun kelahiran Nabi Isa A.S. sempat mendatang kantuduhan keji kepada Maryam. Digambarkan dalam surat Maryam ayat 27-28, yang artinya:
Kemudian dia (Maryam) membawa dia (bayi itu) kepada kaumnya dengan menggendongnya. Mereka (kaumnya) berkata, “Wahai Maryam! Sungguh, engkau telah membawa sesuatu yang sangat mungkar.
Wahai saudara perempuan Harun (Maryam)! Ayahmu bukan seorang yang buruk perangai dan ibumu bukan seorang perempuan pezina.”
Lalu apa yang dilakukan oleh siti Maryam? Ia menunjuk Nabi Isa A.S. yang kala itu masih bayi. Lalu Nabi Isa A.S. berkata, yang terekam dalam surat Maryam ayat 30-32
قَالَاِنِّيْعَبْدُاللّٰهِۗاٰتٰنِيَالْكِتٰبَوَجَعَلَنِيْنَبِيًّا ۙ
وَّجَعَلَنِيْمُبٰرَكًااَيْنَمَاكُنْتُۖوَاَوْصٰنِيْبِالصَّلٰوةِوَالزَّكٰوةِمَادُمْتُحَيًّا ۖ
وَّبَرًّاۢبِوَالِدَتِيْوَلَمْيَجْعَلْنِيْجَبَّارًاشَقِيًّا
Dia (Isa) berkata, “Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi.
Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (melaksanakan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup;
dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.”
Mari kita garis bawahi bahwa dalam peristiwa yang luar biasa tersebut, Allah menggerakkan lisan Nabi Isa A.S. untuk mendeskripsikan dirinya sebagai orang yang berbakti kepada ibuku. Dan penjelasan ini dating setelah penjelasan bahwa beliau adalah orang yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat. Dari peristiwatersebut, jelas bahwa berbakti kepada ibu adalah bukti dari kemuliaan seseorang dan keimanannya kepada Allah SWT. Peristiwa yang kedua; saat Nabi Ismail A.S. ditinggal bersama ibunya di padang tandus. Atas perintah Allah SWT, Nabi Ibrahim A.S. harus meninggalkan Nabi Ismail A.S. yang masih bayi bersama ibunya, siti Hajar di Mekkah yang saat itu begitu tandus. Siti Hajar bertanya kepada Nabi Ibrahim, “Apakah ini adalah perintah Allah?” Ketika Nabi Ibrahim A.S. mengiyakan, maka siti Hajar menerima perintah tersebut dengan pasrah. Dalam suasana haus dan terik, siti Hajar lalu berusaha mencari air dari bukit Shafa ke Marwa, hingga 7 kali. Dan Alhamdulillah, dengan pertolongan Allah, akhirnya air Zamzam muncul di tanah dekat kaki Nabi Ismail. Yang luar biasa adalah, peristiwa seorang ibu ini, yang berusaha untuk mencari air untuk putranya, diabadikan oleh Allah SWT sebagai salah satu ritual dalam ibadah Haji yang disebut Sa’i. Maka, siapapun yang telah menunaikan ibadah umrah dan haji selayaknya selalu ingat kebesaran Allah dan kasih sayangnya pada Ibu dan anaknya, serta menghayati betapa besar perjuangan seorang ibu.
Peristiwa yang ketiga adalah: saat Ibu Nabi Musa A.S. mendapat ilham dari Allah SWT
Saat Fir’aun sedang mencanangkan untuk menghabisi seluruh anak laki-laki di negerinya, ibu Nabi Musa A.S. teramat sedih dan khawatir bahwa putranya akan turut dihabisi.
Namun, dengan kekuasaan Allah, Allah memberikan ilham kepadaIbu nabi Musa A.S.
وَاَوْحَيْنَآاِلٰٓىاُمِّمُوْسٰٓىاَنْاَرْضِعِيْهِۚفَاِذَاخِفْتِعَلَيْهِفَاَلْقِيْهِفِىالْيَمِّوَلَاتَخَافِيْوَلَاتَحْزَنِيْۚاِنَّارَاۤدُّوْهُاِلَيْكِوَجَاعِلُوْهُمِنَالْمُرْسَلِيْنَ
Dan Kami ilhamkan kepada ibunya Musa, “Susuilah dia (Musa), dan apabila engkau khawatir terhadapnya, maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah engkau takut dan jangan (pula) bersedih hati, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang rasul.” (QS. Al-Qasas : 7)
Akhirnya Nabi Musa A.S. dihanyutkan kesungai Nil, lalu ia ditemukan oleh istri Fira’un. Dan karena bayi tersebut tidak mau menyusui kepada siapapun, akhirnya Allah mengembalikan bayi tersebut kepangkuan ibunya untuk disusui oleh ibunya. Kita lihat betapa sentral peranan Ibu dari Nabi Musa A.S. dalam peristiwa di atas. Bahkan hingga Allah memberikan ilham padanya. Semua peristiwa di atas sangat jelas menunjukkan betapa besar perhatian Islam kepada seorang Ibu.
Ibu, begitu mulia kedudukannya, lebih berharga dari berlian. Dan dalam tingginya derajatnya itu, cinta Ibu pada kita, sungguh tak bertepi.
Demikianlah khutbah pertama ini. Semoga Allah selalu memberi kita taufiq dan hidayah-Nya.
أَقُوْلُقَوْلِيهَذَاوَاسْتَغْفِرُاللهَلِيوَلَكُمْوَلِسَائِرِالمُسْلِمِيْنَإِنَّهُهُوَالسَمِيْعُالعَلِيْمُ
Khutbah Kedua
الحمدللهوالصلاةوالسلامعلىرسولالله، نبينامحمد و آلهوصحبهومنوالاه، وأشهدأنلاإلهإلااللهوحدهلاشريكله، وأشهدأنَّمحمّداًعبدهورسولهُ
اَمَّابَعْدُ
Jamaah shalat jumat yang dirahmati Allah,
Dalam khutbah pertama tadi, dari tiga peristiwa tadi, sangat jelaslah betapa kedudukan Ibu sangatlah tinggi dan menghormatinya adalah bukti keimanan kita dan tandaakan kemuliaan seseorang. Maka, luangkanlah waktu untuk berbakti kepadaibumu. Bahkan, jadikanlah itu menjadi prioritas waktumu. Jadikanlah berbakti kepada ibu sebagai kesempatan untuk meraihridho-Nya dan mendapatkan keutamaan pahalanya. Yang terakhir kalinya, marilah kita tutup khutbah pada siang hari ini dengan bermunajat kepada Allah, memohon ampun kepada Allah SWT.
اَللَّهُمَّصَلِّعَلَىمُحَمَّدٍوَعَلَىآلِمُحَمَّدٍكَمَاصَلَّيْتَعَلَىإِبْرَاهِيْمَوَعَلَىآلِإِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَحَمِيْدٌمَجِيْدٌ. وَبَارِكْعَلَىمُحَمَّدٍوَعَلَىآلِمُحَمَّدٍكَمَابَارَكْتَعَلَىإِبْرَاهِيْمَوَعَلَىآلِإِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَحَمِيْدٌمَجِيْدٌ
اللهُمَّاغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَوَالمسْلِمَاتِوَالمؤْمِنِيْنَوَالمؤْمِنَاتِالأَحْيَاءِمِنْهُمْوَالأَمْوَاتِإِنَّكَسَمِيْعٌقَرِيْبٌمُجِيْبُالدَّعْوَةِ
رَبَّنَالَاتُزِغْقُلُوبَنَابَعْدَإِذْهَدَيْتَنَاوَهَبْلَنَامِنْلَدُنْكَرَحْمَةًإِنَّكَأَنْتَالْوَهَّابُ
اللَّهُمَّإِنَّانَسْأَلُكَالهُدَىوَالتُّقَىوَالعَفَافَوَالغِنَى
رَبناأَدْخِلْنامُدْخَلَصِدْقٍوَأَخْرِجْنامُخْرَجَصِدْقٍوَاجْعَلْلنامِنْلَدُنْكَسُلْطَانًانَصِيرًا
اللَّهُمَّأَحْسِنْعَاقِبَتَنَافِىالأُمُورِكُلِّهَاوَأَجِرْنَامِنْخِزْىِالدُّنْيَاوَعَذَابِالآخِرَةِ
رَبَّنَاهَبْلَنَامِنْأَزْوَاجِنَاوَذُرِّيَّاتِنَاقُرَّةَأَعْيُنٍوَاجْعَلْنَالِلْمُتَّقِينَإِمَامًا
رَبَّنَاآتِنَافِيالدُّنْيَاحَسَنَةًوَفِيالْآخِرَةِحَسَنَةًوَقِنَاعَذَابَالنَّارِ
وَصَلَّىاللهُعَلَىسَيِّدِنَامُحَمَّدٍوَعَلَىآلِهِوَصَحْبِهِأَجْمَعِيْنَ.سُبْحَانَرَبِّكَرَبِّالْعِزَّةِعَمَّايَصِفُوْنَ. وَسَلاَمٌعَلَىالْمُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُلِلّهِرَبِّالْعَالَمِيْنَ.
أقمالصلاة