Pada hari Rabu, 15 Januari 2025- Perubahan iklim telah menjadi isu global yang sangat penting, dan memberikan pemahaman tentangnya kepada anak-anak sejak dini merupakan langkah strategis untuk menciptakan generasi masa depan yang peduli terhadap kelestarian bumi. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo, Dr. Tirto Adi, M.Pd, ketika membuka kegiatan Workshop Eksplorasi Perubahan Iklim di Satuan Pendidikan di Kabupaten Sidoarjo.
Pada workshop kali ini, SDIT EL-HAQ dipercaya menjadi salah satu piloting project dalam penerapan pendidikan perubahan iklim pada satuan pendidikan di Kabupaten Sidoarjo. Workshop ini berlangsung selama dua hari ini hingga 16 Januari 2025, dilakukan dengan tujuan memberikan pendidikan tentang perubahan iklim kepada siswa di Kabupaten Sidoarjo. Sekolah-sekolah tersebut diharapkan bisa menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lainnya di Kabupaten Sidoarjo, terutama bagi sekolah kami SDIT El Haq Sidoarjo.
“Pada kesempatan workshop kali ini, SDIT EL-HAQ diamanahi untuk menyampaikan praktek baiknya dalam proses kegiatan pembelajaran khususnya Gerakan Berbudaya & Peduli Lingkungan Hidup di Sekolah (GBPLHS) untuk pendidikan perubahan iklim di Sidoarjo, mulai pemaparan dari perencanaan, aksi nyata hingga pemantauan dan evaluasi disampaikan secara lugas, universal, integrated kepada seluruh peserta workshop sebagai gambaran kebijakan maupun aksi nyata penerapan berbudaya lingkungan yang senantiasa sinergi dengan pendidikan perubahan iklim,” ujarnya Mochamad Lutfi Andriansa Kepala Sekolah SDIT ELHAQ.
Bapak Tirto Adi mengungkapkan kekhawatirannya akan kesadaran lingkungan yang masih rendah di banyak sekolah. Salah satunya pada masalah pengelolaan sampah yang sering kali terabaikan. Menurut Bapak Tirto, beliau ketika berkeliling ke sekolah-sekolah dan masih banyak sekolah yang belum bisa menjaga lingkungannya sendiri dari melakukan pembiasaan hal-hal paling kecil yaitu dari pembuangan dan pengelolaan sampah.
Tidak hanya Sekolah Dasar saja, melainkan akan ada 6 Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Sidoarjo yang menjadi bagian dari program pilot pendidikan perubahan iklim. Pada Madrasah Ibtidaiyah juga sudah ada tidakan sederhana yang dilakukan seperti memabgikan wadah untuk mengurangi penggunaan plastik di kantin yang dimana dampaknya akan sangat besar dan berkelanjutan terhadap lingkungan. Salah satu contoh kegiatan yang diajarkan adalah bagaimana mengurangi sampah plastik dengan membawa wadah makan sendiri. Pada MI di Sidoarjo, terlihat anak-anak sudah mulai terbiasa membawa wadah makan sendiri, menghindari penggunaan plastik sekali pakai di kantin sekolah. “Walaupun terlihat sederhana, namun jika dilakukan secara konsisten, ini akan mengurangi jumlah sampah plastik yang mencemari lingkungan,” ujar Fathoni.
Menurut Bapak Fathoni, pada sekolah-sekolah yang menjadi mitra dalam program ini akan mendapatkan pelatihan terkait perubahan iklim, dan setiap satuan pendidikan akan menularkan pengetahuan yang didapat melalui kelompok kerja guru di masing-masing sekolah. Yang dimana menjadi “Langkah sederhana seperti dapat memberikan efek jangka panjang yang lebih baik,” tambah Fathoni.
Dalam hal adanya dukungan program ini, diberikan hibah buku bacaan yang menarik dan mudah dipahami tentang perubahan iklim. Buku-buku ini berisi cerita dan informasi tentang bagaimana perubahan iklim terjadi, apa saja dampaknya, dan bagaimana tindakan kecil dari setiap individu bisa menjadi solusi. “Buku-buku ini akan menjadi sumber pengetahuan yang sangat berguna bagi kalian semua. Semoga setelah membaca, kalian bisa lebih paham dan lebih peduli terhadap lingkungan,” kata Afifuddin dari INOVASI Jakarta.
Pada Kabupaten Sidoarjo, sebanyak 12 SD dan 6 MI ini bagian dari sekolah pilot yang mengedepankan pendidikan perubahan. Sekolah tersebut meliputi SDN Siwalanpanji, SDN Sidomulyo, SDIT EL-Haq, SDN Larangan, SDN Jambangan, SDI Al-Azhar 52, SDN Sedatigede 1, SDN Pabean 1, SD Hangtuah 10, SDN Tawangsari 1, SDN Trosobo 2, dan SD Muhammadiyah 3 Ikrom. Sementara itu, MI yang terpilih antara lain MIN 1 Sidoarjo, MIS Ar Rohmah Gedangan, MIS Arrosyad Prambon, MIS Hidayatul Ulum Krian, MIS Darul Hidayah Tulangan, dan MIS Tarbiyatul Akhlaq.
Dengan adanya inisiatif ini, diharapkan anak-anak Indonesia, khususnya di Kabupaten Sidoarjo, dapat tumbuh menjadi generasi yang lebih sadar lingkungan. Mereka tidak hanya memahami dampak perubahan iklim, tetapi juga memiliki sikap yang peduli dan aktif dalam menjaga keberlanjutan bumi. Sebuah langkah kecil yang diambil hari ini oleh mereka, akan menjadi kontribusi besar bagi masa depan bumi yang lebih baik. Semoga kelak, generasi muda ini menjadi pahlawan-pahlawan lingkungan yang mampu menciptakan perubahan positif dan menjaga bumi agar tetap lestari untuk anak cucu kita.