Sejumlah Siswa Kelas 1, 2 dan 5 SDIT El-Haq Sidoarjo Melakukan Vaksin

Dalam upaya mencegah beberapa penyakit infeksi seperti difteri, tetanus, dan batuk rejan (pertusis), ada dua jenis vaksin difteri dan tetanus yang diberikan di bulan November. Yang pertama, Vaksin DT (Difteri Tetanus). Kedua, vaksin TD (Antigen Difteri) sebagai penguat vaksin sebelumnya.

Ustadzah Rima selaku kepala UKS mengatakan “Pemberian Vaksin sudah dilakukan sebanyak 2 kali. Vaksin pertama dilakukan Rabu, 5 Oktober 2022 dalam rangka bulan imunisasi anak sekolah (BIAS), vaksin yang diberikan yaitu MR untuk kelas 1 dan HPV untuk kelas 5 perempuan sebagai upaya pencegahan penyakit HIVAIDS, dan untuk kelas 2 hanya cek kesehatan. Pada Kamis, 17 November 2022 vaksin tahap kedua dilakukan diantaranya kelas 1 diberikan vaksin difteri, kelas 2 dan 5 yaitu tetanus”.

Mari kita bahas mengenai apa itu vaksin, vaksin adalah zat atau senyawa yang berfungsi untuk membentuk daya tahan tubuh. Vaksin dapat merangsang tubuh agar menghasilkan antibodi yang dapat melawan kuman penyebab infeksi.

Mengapa vaksin ini sangat penting bagi siswa?
Kita bahas dulu apa itu Difteri, Difteri adalah infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium. Bakteri ini menular dengan sangat mudah melalui udara saat penderita bersin atau batuk. Selain itu bisa juga melalui kontak dengan benda-benda yang sudah terkontaminasi seperti mainan atau alat makan.

Gejala umum yang ditunjukkan jika sang anak menderita penyakit difteri yaitu tenggorokan dilapisi selaput tebal berwarna abu-abu, radang tenggorokan dan serak, pembengkakan kelenjar pada leher, masalah pernapasan dan saat menelan, cairan pada hidung, ngiler, demam dan menggigil, batuk yang keras, perasaan tidak nyaman.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI, akhir tahun 2017 ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) terhadap wabah difteri. Tercatat ada 954 kasus difteri dengan 44 kasus kematian di 170 kabupaten/kota dari 30 provinsi di Indonesia.

Pencegahan yang dapat dilakukan pada kasus difteri meliputi :
1. Semua kasus difteri dirujuk ke rumah sakit dan dirawat di ruang isolasi
2. Penguatan imunisasi rutin difteri sesuai dengan program imunisasi nasional
3. Penemuan dan penatalaksanaan dini kasus difteri
4. Pengambilan spesimen dari kasus dan kasus kontak erat kemudian dikirim ke laboratorium rujukan difteri untuk dilakukan pemeriksaan kultur atau PCR
5. Menghentikan transmisi difteri dengan pemberian prophilaksis terhadap kontak dan karier
6. Melakukan Outbreak Response Immunization (ORI) di daerah KLB difteri

Untuk itu, sangat penting bagi siswa untuk mendapatkan vaksin difteri ini hingga lengkap. Hal ini adalah bekal untuk membentenginya dari wabah difteri.

TOTAL yang ikut serta vaksin dari kelas 1,2 dan 5 adalah 164 siswa
Sedangkan adapula wali murid yang tidak berkenan putra/putrinya untuk diberikan vaksin karena beberapa alasan sejumlah 138 siswa

Meskipun demikian, ada budaya dari wali murid yang sudah menerapkan rumah sehat di dalam keluarganya masing-masing, diantaranya rutin mengkonsumsi madu, dan herbal lainnya sesuai anjuran yang pernah dicontokan Rasulullah SAW

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *