SILATURRAHIM PESANTREN (3):
PONDOK PESANTREN DARUL ISTIQOMAH BONDOWOSO

Yayasan Pendidikan dan Sosial (YPS) El-Haq kembali mengadakan kunjungan ke salah satu Pondok Pesantren di Jawa Timur yaitu Pondok Pesantren Darul Istiqomah pada hari Rabu (25/11/20). Pondok ini didirikan pada tahun 1994 oleh KH. Masruri Abd Muhit Lc, beliau merupakan alumni Pondok Modern Darussalam Gontor dan Universitas Islam Madinah. Dengan luas kurang lebih 4 hektar, Pondok ini mampu menampung 400 santri putra dan putri di tempat yang terpisah.

Dalam kesempatan tersebut KH. Masruri menceritakan rintangan yang dihadapi ketika awal mendirikan pesantren, yaitu rintangan yang datang dari warga maupun tokoh masyarakat sekitar.

“Saya bukan asli daerah sini. Jadi waktu itu, ketika saya mau mendirikan pondok saya meminta saran dulu ke kyai-kyai di Bondowoso. Kata mereka ada dua syarat yang harus dimiliki untuk mendirikan pondok. Yang pertama dari keturunan kyai yang kharismatik dan yang kedua harus punya uang. Melihat kondisi masyarakat sekitar yang pemahaman agamanya rendah, minat belajarnya sangat sedikit sekali sehingga tekad saya semakin kuat untuk mendirikan pondok. Awal mula santri di sini tujuh orang, empat santri daerah sini dan yang lain dari luar daerah. Tantangan selama kurang lebih tiga tahun, ada orang kampung sesekali melempari batu ke pondok tapi saya biarkan saja,” tutur beliau.

Saat ini Pondok Pesantren Darul Istiqomah sudah memiliki santri yang berjumlah kurang lebih 800 santri. Dengan rincian 400 orang merupakan santri murni Pondok Pesantren Darul Istiqomah, sedangkan sisanya berasal dari beberapa pondok yang menginduk ijazahnya ke Pondok Pesantrean Darul Istiqomah.

“Pada sepuluh tahun pertama, jumlah santri disini tidak sampai seratus. Kemudian pada tahun kedua puluh, santrinya sekitar dua ratus. Alhamdulillah sekarang jumlah santrinya empat ratus santri, dengan rincian dua ratus lima puluh santri putri dan seratus lima puluh santri putra. Karena syarat dari peraturan perundang-undangan pondok yang memiliki jumlah santri tiga ratus, maka bisa mengadakan ujian pondok sendiri. Dan ijazah pondok itu, diakui negara dan bisa digunakan melanjutkan kuliah. Sekarang ada tujuh alumni dari sini, ada yang sudah mendirikan pondok sendiri, ” imbuh beliau.

Pondok Pesantren Darul istiqomah merupakan pondok yang diperhitungkan oleh pemerintah setempat. Berbagai event kejuaran yang diikuti santri berhasil meraih juara. Hal ini dikarenakan pimpinan pondok tersebut memang menyukai kegiatan olahraga dan di lingkungan pondok tersebut terdapat lapangan sepak boala, kolam renang dan lapangan basket.

“Umurku saiki wes 66 tahun, tapi aku isih seneng bal-balan. Pas onok tanding, aku ya melu. Dulu santri disini juara dua sepak bola pas ono Liga Santri Nasional. Aku dukung memang. Ada lapangan sepak bola, kolam renang dan lapangan basket juga,” ucap beliau sambil ketawa.

Ustadz Ainur Rofiq selaku pimpinan YPS El-Haq menyampaikan maksud kedatangannya ke Pondok Pesantren Darul Istiqomah.

“Alhamdulillah ustadz, kita bisa bersilaturrahmi di sini kebetulan juga saya alumni Gontor juga tahun 1986. Maksud kedatangan kami di sini untuk bersilaturrrahmi dan Insya Allah tahun depan saya nanti akan membuka Pesantren di Jombang. Saya juga pengin belajar bersama-sama, permulaan dari pendirian pesantren, sistemnya, pelaksanaannya dan masih banyak yang lainnya juga. Dan harapannya juga, kami juga meminta guru pengabdian dari sini untuk pondok kami nantinya,” ucap beliau.

KH. Masruri menyampaikan bahwa dalam mendirikan sebuah pondok harus dimulai dengan niat yang benar. Dengan adanya keinginan yang baik dan benar, segala bentuk pembangunan, pengembangan dan permasalahan akan dikembalikan kepada Allah Subhanallahu Ta’ala.

“Pengin mendirikan pondok ada satu kuncinya, yakni dimulai dari niat yang benar. Ketika saya berencana merenovasi masjid, akan tetapi uang belum ada. Saya percaya kepada Allah Dzat Yang Maha Kaya, saya minta kepada Allah. Kemudian ketika ada infaq dari warga atau wali santri yang menyumbang, saya tidak melihat dari nominalnya, namun dilihat dari besarnya perjuangan orang tersebut dalam meraih harta itu,” imbuh beliau.

Masya Allah, begitu banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari perjuangan KH. Masruri. Semoga Allah Subhanallahu ta’ala senantiasa merahmati beliau dan keluarganya, dan mudah-mudahan bisa bertemu kembali untuk bersilaturrahim dan tetap menjalin Ukhuwah Islamiyah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *