SILATURRAHIM PESANTREN (1):
PONDOK PESANTREN MODERN AL-FURQON BANGIL


Ketua Yayasan Pendidikan dan Sosial (YPS) El-Haq, H. Ainur Rofiq, Lc, melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren Modern Al-Furqon, Segok, Bangil pada hari Selasa (29/9/2020). Beliau didampingi oleh 4 guru SDIT El-Haq, yaitu Ustadz Azzam Dhia El-Haq, Ustadz Ahmad Muhlis, Ustadz Rahmad Wahyudi, dan Ustadz Hafizh El Hudzaifie. Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka silaturahim sekaligus saling berbagi pengalaman dalam mengelola lembaga.

Pondok Pesantren Al-Furqon didirikan oleh KH. Hidayat Muhsin, M.Pd pada tahun 2019. Ustadz Muhsin, sapaan akrab beliau, adalah sosok yang sangat berpengalaman dalam bidang pendidikan. Beliau adalah alumni Gontor tahun 1986 dan pernah mengabdi sebagai guru di Gontor hingga tahun 1990. Kemudian, beliau babat alas di Al-Falah Surabaya dan pernah mengajar di sana selama 27 tahun. Saat ini, beliau sedang menempuh pendidikan doktral (S-3) di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA), jurusan Dirasah Islamiyah.

Selain bidang pendidikan, beliau juga berpengalaman di bidang Pramuka. Berbekal pengalaman sebagai Pembina Pramuka di Gontor, pada tahun 2003 beliau berangkat ke Thailand sebagai Pembina Pramuka Garuda. Empat tahun berikutnya, tepatnya pada tahun 2007 beliau berangkat ke Inggris sebagai utusan Indonesia di Panitia Jambore Dunia ke-20.

“Alhamdulillah, saya bisa pergi ke luar negeri ini menurut saya tidak lain karena barokahnya pernah nyantri dan nyantrek (membantu kyai) di Gontor,” ujar beliau.

Sebelum mendirikan pesantren, beliau sudah terlebih dahulu merintis Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) Al Furqon sejak tahun 1998. Selain pesantren dan TPA, Yayasan Pendidikan dan Sosial Al-Furqon juga menaungi beberapa lembaga lainnya, seperti PAUD Terpadu, Bimbingan Belajar, KBIH dan Umroh, Rumah Yatim dan Dhuafa, Madrasah Diniyah, Lembaga Amil Zakat dan Wakaf (LAZISWAF), dan Rumah Baca. Oleh karenanya, salah satu keistimewaan pesantren Al-Furqon adalah kemampuan baca Al-Qur’an santrinya dikarenakan beliau sudah berpengalaman mengajarkan metode Qiraati selama puluhan tahun.

Ustadz Muhsin menceritakan bahwa mendirikan pesantren di Bangil memiliki tantangan yang cukup berat, karena Bangil merupakan daerah yang multikurtural.

“Bangil ini multikurtural, artinya banyak sekali aliran dan ormas yang berdiri di Bangil. Muhammadiyah, NU, PERSIS sama-sama memiliki basis massa yang cukup besar di kota ini dan masing-masing memiliki pesantren. Bahkan Syiah juga memiliki pesantren yang cukup besar. Bangil juga dikenal sebagai basis pesantren salafiyyah/tradisional yang jumlahnya hingga mencapai ratusan,” jelas beliau.

Oleh karenanya, ketika beliau mendirikan pesantren modern yang sistemnya berkiblat kepada Gontor dan bukan milik ormas manapun maka banyak yang mengatakan kepada beliau bahwa pesantrennya akan sepi peminat. Akan tetapi, hal tersebut tidak mengendurkan tekad beliau. Terbukti saat ini, pesantren yang beliau rintis setahun yang lalu sudah memiliki 5 santri yang berasal dari dalam dan luar negeri. Bahkan salah satu santrinya juga ada yang datang dari negara tetangga, yaitu Brunei Darussalam.

Beliau berpesan bahwa mendirikan pesantren harus dimulai dari 3 hal yaitu hidayah dari Allah, nurani dalam diri, dan kemauan yang kuat. Selain itu beliau juga berpesan bagi siapa saja yang ingin mendirikan pesantren maka setidaknya harus memenuhi 5 unsur yaitu kyai, masjid, asrama, santri, dan dirasah islamiyah. Dari kelima unsur tersebut, yang paling terpenting adalah kyai sebagai sosok yang siap mendidik dan memantau aktifitas santri selama 24 jam.

“Ibarat telur ayam jika ingin menetas maka harus dierami oleh induknya, begitupula pesantren jika ingin besar maka harus “dierami” oleh kyainya,” ujar beliau.

Dalam kunjungan tersebut, ustadz H. Ainur Rofiq, Lc selaku ketua Yayasan Pendidikan dan Sosial El-Haq juga berbagi pengalaman selama mengelola lembaga pendidikan. Beliau mengatakan bahwa sebuah lembaga pendidikan itu harus memiliki ciri khas atau keunggulan yang tidak dimiliki oleh lembaga lain.

“Sejak awal mendirikan El-Haq, saya sudah menginginkan supaya tahfizh Al-Qur’an ini menjadi prioritas dan keunggulan di sekolah kita. Oleh karenanya, apapun pelajarannya maka jam pertama harus diawali dengan hafalan Al-Qur’an. Walaupun saat itu ada wali murid yang bilang bahwa anaknya bisa gila gara-gara menghafal Qur’an tapi saya tetap yakin dan maju terus. Alhamdulillah hingga saat ini, kalo ada wali murid yang menyekolahkan anaknya ke El-Haq berarti tandanya ingin anaknya bisa hafal Al-Qur’an,” jelas beliau.

Demikianlah berita kunjugan YPS El-Haq ke Pondok Pesantren Modern Al-Furqon Bangil. Semoga bisa tetap saling bersinergi untuk sama-sama berjuang membangun negeri dan menegakkan kalimat Allah di atas muka bumi ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *